Kans Ekonomi Kreatif Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Kesibukan ekonomi ketika ini
telah melintasi batas negara. Sekiranya dulu kompetisi bisnis cuma terjadi
dalam satu lingkungan (pasar & pertokoan), sekarang kompetisi juga terjadi
antar negara. Kreativitas dan pengetahuan yaitu modal untuk memenangkan
kompetisi global. Kompetisi ini kian ramai dengan absensi revolusi industri
4.0. Tak dapat disampingkan, revolusi industri 4.0 membawa banyak kesempatan
yang menarik, lebih-lebih bagi ekonomi kreatif. Kenapa demikian? Simak
penjelasan di bawah ini!
Potensi Ekonomi Kreatif
Apa itu ekonomi kreatif? Istilah
ekonomi kreatif disajikan oleh John Howkins dalam bukunya “The Creative
Economy: How People Make Money from Ideas”. Menurutnya, ekonomi kreatif yaitu
aktivitas ekonomi yang menghabiskan beberapa besar waktunya untuk menciptakan
pandangan baru, tak cuma mengerjakan hal-hal yang rutin dan berulang. Jadi,
penciptaan pandangan baru menjadi kunci dalam ekonomi kreatif. Seumpama,
pandangan baru penciptaan menu-menu baru dalam bisnis masakan (salah satu
subsektor ekonomi kreatif). Supaya dapat berkompetisi dan terus mendatangkan
pelanggan, seorang pebisnis masakan semestinya terus kreatif menemukan
pandangan baru-pandangan baru baru untuk restorannya.
Potensi ekonomi kreatif dalam
sebagian tahun ini tak dapat diremehkan. Tidak tanggung-tanggung, kontribusinya
pada Produk Dalam Bruto (PDB) secara nasional sudah menempuh Rp1.105 triliun
pada tahun 2018 lalu. Tak heran jikalau Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)
menyediakan dana miliaran untuk memaksimalkan industri di sektor ini. Ada 16
subsektor ekonomi kreatif, sebagian di antaranya yaitu periklanan, masakan,
fashion, dan crafts.
Ketika ekonomi kreatif sedang
berkembang, “gelombang‘’revolusi industri 4.0 malahan datang. Apakah akan jadi
ancaman atau justru kesempatan?
Apa itu Revolusi Industri 4.0?
Ketika kita mendengar kata
revolusi, pasti yang terlintas di benak kita yaitu perubahan besar-besaran.
Meskipun industri yaitu pengerjaan pengolahan suatu barang supaya lebih
mempunyai poin ekonomis. Jadi, secara simpel dapat dikatakan bahwa revolusi industri
yaitu perubahan besar yang terjadi pada metode manusia memproduksi barang.
Revolusi industri telah diawali ketika mesin uap ditemukan pada abad ke-18.
Sekarang sedang terjadi revolusi industri 4.0. Apa yang membedakannya dengan
revolusi industri lainnya?
Istilah revolusi Industri 4.0
disajikan oleh Profesor Klaus Martin Schwab seorang teknisi dan ekonom Jerman.
Maya bukunya, “The Fourth Industrial Revolution” dia menceritakan bahwa ketika
ini kita berada pada sebuah revolusi yang merubah metode hidup, berprofesi, dan
terkait satu sama lain secara fundamental. Komputer dan robot yang berkembang
pada revolusi industri 3.0 menjadi dasar bagi berkembangnya revolusi industri
4.0 yang dimotori oleh dunia online dan Eksistensi of Things (IoT).
Revolusi Industri, Ekonomi, dan
Gaya Hidup
Dari revolusi industri 1.0 sampai
4.0, semuanya membawa perubahan besar ekonomi dan gaya hidup. Bagaimana
seumpama? Pada revolusi industri 1.0 orang menjadi lebih gampang bepergian ke
semua dunia, sebab kapal yang mengaplikasikan mesin uap. Interaksi antar
manusia menjadi tidak terbatas lautan. Selanjutnya kapal uap sukses mempercepat
terjadinya globalisasi yang dibawa oleh para penjelajah. Disadari atau tak,
pengiriman barang, pertukaran kultur, cara ekonomi, sampai demokrasi bermula
dari adanya kapal bermesin uap.
Mobil pada revolusi industri 2.0
mesin uap berganti menjadi listrik dan motor pencetus. Ini memicu perkembangan
produksi massal, pesawat telepon, kendaraan beroda empat sampai pesawat
terbang. Tentu saja, perkembangan hal yang demikian kian memengaruhi gaya
hidup. Kereta kuda berubah menjadi kendaraan beroda empat yang semakin murah
sebab produksi massal. Kekerabatan malahan jadi keperluan hidup. Eksistensi
jarak jauh dapat “didekatkan” dengan pesawat telepon. Bepergian antar benua
malahan dapat dilaksanakan dalam hitungan jam, bukan lagi berbulan-bulan
seperti kapal laut.
Pada revolusi industri 3.0,
perubahan kian pesat dengan adanya komputer dan robot. Selanjutnya teknologi
komputer sudah merubah metode orang dalam berinteraksi. Eksistensi mulai
disajikan di era ini. Memasuki masih menjadi barang mewah, komputer telah dapat
mengerjakan otomatisasi mesin-mesin produksi.
Maya revolusi industri 4.0, dunia
online tidak cuma bisa mengerjakan otomatisasi, melainkan juga memenuhi
keperluan dan gaya hidup manusia. Eksistensi mengaitkan sebagian benda dengan
jaringan yang saling terhubung satu sama lain. Konektivitas inilah yang disebut
dengan Eksistensi of Things (IoT)
Penggunaan perkembangan dunia online dan IoT, revolusi industri 4.0 juga
ditandai dengan perkembangan Big Data, Cloud Computing, dan Artificial
Intelligence (kecerdasan buatan).
Dikala teknologi IoT, big data,
cloud computing dan kecerdasan buatan dapat dipandang pada kios tanpa kasir.
Ketika masuk ke kios, pembeli dapat masuk dengan menonjolkan kode QR pada
telpon pintar pada pemindai (pemindai mengaplikasikan IoT). Kemudian, kamera
akan mengidentifikasi wajah Anda. Inilah figur penerapan kecerdasan buatan. Di
dalam kios, Anda dapat mulai memilih produk seperti baju, makanan, dan
kosmetika (setiap produk punya barcode yang didasari oleh teknologi IoT dan
kecerdasan buatan). Sebelum keluar, mesin akan kembali mengidentifikasi wajah
Anda. itu, pembayaran dilaksanakan secara
otomatis ditagihkan pada aplikasi atau kartu kredit Anda (kombinasi antara big
data, cloud computing, IoT, kecerdasan buatan).
Komentar
Posting Komentar